REFLEKSI SABAR (KULTUM ROMADHON HARI KE 12) Masjid ALWUSTHO

REFLEKSI SABAR (KULTUM ROMADHON HARI KE 12)

REFLEKSI SABAR

 

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

 

اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِىْ اَنْزَلَ الْكِتَابَ فِيهِ هُدًى وَنُوْرٌ وَشِفَاءٌ لِمَا فِى الصُّدُورِ. اَشْهَدُ اَنْ لاَّ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْعَزِيزُ الْغَفُوْرُ. وَاَشْهَدُ اَنَّ سَيِّدَنَا وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْحَبِيْبُ الْمَنْصُورُ. اَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبــَارِكْ عَلَـيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَاَصْحَابِهِ الَّذِيْنَ اتَّبَعُوْهُ عَلَى جَمِيْعِ اْلاَهْوَالِ وَاْلاُمُوْرِ. مَعَاشِرَ الْمُسْلِمِيْنَ وَزُمْرَةَ الْمُؤْمِنِيْنَ رَحِمَكُمُ اللهُ! اُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِىْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ فِىْ كُلِّ وَقْتٍ لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ. وَاِذَا قُرِئَ  الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ. وَاللهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى يَقُوْلُ، وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ. يَاأَيــُّـهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَوةِ،  Ø¥ÙÙ†Ù‘ÙŽ اللهَ مَعَ الصَّابِرِينَ  {البقرة:١٥٣}.   

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

            Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah menurunkan al-Quran yang di dalamnya terdapat obat penawar untuk kesembuhan manusia yang beriman. Salawat beriring salam semoga disampaikan kepada junjungan alam Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir zaman.

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

            Pada ayat tersebut di atas, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, minta tolonglah (kepada Allah) dengan sabar dan shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar". (QS. Al-Baqarah 2:153)

Menurut para ulama, sabar adalah:

 

تَرْكُ الشَّكْوَى مِنْ آلــَمِ الْبَلْوَى اِلاَّ اِلـَى اللهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالـَى.

"Meninggalkan keluh kesah (kepada manusia) dengan apa yang dirasakannya kecuali hanya kepada Allah SWT". Sebagaimana ungkapan Nabi Yakub ketika kehilangan putra terkasihnya Yusuf, ia berkata:

t!$yJ¯RÎ) (#qä3ô©r& ÓÉo\t/ þÂ’ÎT÷“ãmur Â’n<Î) «!$#  

 

"Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku". (QS. Yusuf 12:86). Jadi jelas, dengan memahami pengertian dan ayat di atas, bahwa sabar adalah kepasrahan secara total atas kehendak Allah SWT yang diiringi dengan tetap berbaik sangka kepada-Nya, dengan terus mengoptimalkan ikhtiar untuk meraih rahmat-Nya.

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

            Disebutkan di dalam kitab Jamiush-Shaghir karangan Syekh Jalaluddin as-Suyuti sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Syekh Ibnu Abi Dunya dari Ali bin Abi Thalib karramallohu wajhah, bahwa Rasulullah SAW membagi kesabaran ke dalam tiga kategori, sebagaimana sabdanya:

الصَّـبْرُ ثَلاَثَةٌ: فَصَبْرٌ عَلَى الْمُصِيْبَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَّةِ

 

Sabar itu terbagi tiga bagian: Pertama, sabar atas musibah yang menimpa. Kedua, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT. Dan ketiga sabar dalam meninggalkan perbuatan dosa dan tercela.

 

Pertama, sabar atas segala musibah yang menimpa

            Dunia adalah satu dimensi yang alam yang terjadi karena adanya azwaj, berpasang-pasangan. Atas dan bawah, tinggi dan rendah, baik dan buruk, bahagia dan derita, suka dan duka, dan sebagainya. Manusia sebagai makhluk yang dipercaya untuk mengisi dunia ini pasti akan mengalami dimensi azwaj ini. Dimana manusia akan merasakan suka-duka, bahagia-menderita, senang-susah, dan sebagainya, yang semuanya merupakan ujian bagi manusia itu sendiri – ayyukum ahsanu 'amalan – siapa di antara mereka yang lebih baik amalnya. Allah SWT menganugerahkan kebahagiaan kepada hamba-Nya menjadi ujian bagi manusia, mampukah ia bersyukur atas kebahagiaannya itu. Dan pada waktu yang lain Allah timpakan musibah dan kesulitan juga menjadi ujian bagi manusia, mampukah ia bersabar atas musibah dan kesulitannya itu.

            Sabar bukanlah sikap diam dan menerima semua yang terjadi tanpa ada upaya untuk memperbaiki diri. Kesabaran yang diajarkan oleh Islam adalah dimensi hati yang tenang, sikap jiwa yang istiqamah dalam meyakini ketentuan Allah. Sebab Allah tidak akan menurunkan suatu ujian di luar kesanggupan si hamba dalam menerima ujian tersebut. Sehingga betapa pun beratnya suatu ujian, pada hakikatnya tergantung pada keteguhan hati dan sikap jiwa si hamba itu sendiri. Semakin tinggi tingkat keimanannya, ia akan semakin tenang dalam menghadapinya. Semakin luas ilmu dan kesadarannya, ia akan semakin bijak dalam mensikapinya. Tidak ada keluh kesah, resah, dan gelisah. Tidak ada rasa takut, panik, dan kekhawatiran. Yang ada hanyalah keyakinan bahwa Allah akan pernah menzalimi hamba-hamba-Nya yang beriman dan menerima ujian dengan penuh kesabaran.

  

فَمَنْ صَبَرَ عَلَى الْمُصِيْـبَةِ حَـتَّى يَرُدَّهَا بِحُسْنِ عَـزَائِـهَا كَتَبَ اللهُ لَهُ ثَلاَثَمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ السَّمَاءِ وَالْـاَرْضِ.

 

Barangsiapa bersabar atas musibah yang menimpa dirinya, sehingga ia menerimanya dengan sikap terbaiknya, maka Allah menetapkan 300 derajat untuk dirinya. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya seperti jarak antara langit dan bumi.

 

Sebagaimana hal ini juga tersirat dalam al-Quran, Allah SWT berfirman:

 

Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsƒø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ̍Ïe±o0ur šúïÎÂŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ  

 

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah:155)

 

            Informasi Allah tentang "soal-soal ujian" yang meliputi rasa takut, rasa lapar, kekuarangan harta benda, jiwa, dan buah-buahan ini adalah nikmat besar tersendiri. Karena dengan mengetahuinya kita dapat mempersiapkan diri menghadapi aneka ujian itu. Ujian diperlukan untuk kenaikan tingkat. Ujian itu sendiri baik. Yang buruk adalah kegagalan dlam menghadapinya. Dan hanya orang-orang yang sabarlah – sabar dalam arti sebenarnya – yang dapat menyikapi ujian itu dengan baik.

 

tûïÏ%©!$# !#sÂŒÎ) Nßg÷Fu;»|¹r& ×pt7ŠÅÁ•B (#þqä9$s% $¯RÎ) ¬! !$¯RÎ)ur Ïmø‹s9Î) tbqãèÅ_ºu‘ ÇÊÎÏÈ  

 (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" -- Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami kembali. (QS. Al-Baqarah:156)

 

                Kami adalah milik Allah. Bukan hanya sendiri. Yang menjadi milik-Nya adalah kami semua yang juga merupakan makhluk-Nya. Jika kali ini petaka menimpa saya, maka bukan saya yang pertama yang ditimpa musibah, bukan juga yang terakhir. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi kami untuk mempermasalahkan musibah itu, tetapi yang terpenting adalah bagaimana dengan adanya musibah itu hati kami keimanan kami menjadi lebih meningkat.

 

y7Í´¯»s9'ré& öNÍköÂŽn=tæ ÔNºuqn=|¹ `ÏiB öNÎgÎn/§Â‘ ×pyJômu‘ur ( šʹ¯»s9'ré&ur ãNèd tbr߉tGôgßJø9$# ÇÊÎÐÈ  

 

Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna, banyak dan beraneka ragam, antara lain berupa pengampunan, pujian, menggantikan yang lebih baik dari nikmat sebelumnya yang telah hilang,  dan mendapat rahmat – karunia yang besar dan melimpah –  dari Tuhan mereka dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk, bukan saja petunjuk mengatasi kesulitan dan kesedihannya, tetapi juga petunjuk menuju jalan kebahagiaan duniawi dan ukhrawi. (QS. Al-Baqarah :157)

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

Kedua, sabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.

Seorang mukmin yang baik, dia akan berusaha menyempurnakan ketaatan kepada Allah SWT sesuai dengan petunjuk dan syari'at yang diajarkan-Nya. Sabar ketika shalat, dalam arti tidak akan menyudahi shalatnya itu sebelum sempurna melaksanakannya. Sabar ketika puasa, dalam arti tidak akan membatalkan puasanya itu sebelum waktunya berbuka telah tiba. Sabar ketika mengeluarkan zakat, dalam arti tidak akan mengurangi dari ukuran yang sudah ditetapkan oleh agama bahkan akan memberikan yang terbaik yang dimilikinya. Dan sebagainya.

            Kesabaran seperti inilah yang dikehendaki oleh agama dan dicontohkan oleh para Nabi dan Rasul pada waktu mereka mendakwahkan agama – amar ma'ruf nahy munkar. Bahkan di antara mereka ada yang diberi gelar ulul-'azmi, yang artinya para Rasul yang mempunyai kesabaran luar biasa dalam melaksanakan tugas kenabiannya. Demikian juga halnya para shiddiqin – yakni orang-orang yang senantiasa menegakkan kebenaran, para syuhada – yakni orang-orang yang berjuang di jalan Allah, dan para shalihin – yakni orang-orang yang selalu berbuat kebajikan, mereka itulah yang mendapatkan penghargaan dari Allah SWT atas kesabaran mereka dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT.

 

`tBur ÆìÏÜム©!$# tAqß™§Â9$#ur y7Í´¯»s9'ré'sù yìtB tûïÏ%©!$# zNyè÷Rr& ª!$# NÍköÂŽn=tã z`ÏiB z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# tûüÉ)ƒÏd‰Å_Á9$#ur Ïä!#y‰pkÂ’¶9$#ur tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur 4 z`Ý¡ymur y7Í´¯»s9'ré& $Z)ŠÏùu‘ ÇÏÒÈ   šÏ9ºsÂŒ ã@ôÒxÿø9$# šÆÏB «!$# 4 4Â’s"x.ur «!$$Î/ $VJ‹Î=tã ÇÐÉÈ  

 

Barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, para syuhada, dan shalihin, mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. (QS. an-Nisa: 69-70)

 

Rasulullah SAW bersabda:

 

وَمَنْ صَبَرَ عَلَى الطَّاعَةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ سِتَّمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ تُخُوْمِ الْـاَرَضِيْنَ اِلـَى مُنْتَهَى الْـاَرَضِيْنَ

 

Barangsiapa bersabar dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah SWT, maka Allah menetapkan 600 derajat untuknya. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya seperti jarak antara dasar tujuh lapis bumi hingga ujung tujuh lapis bumi.

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

Ketiga, sabar dalam meninggalkan kemaksiatan.

Maksiat adalah sumber petaka yang sengaja disuguhkan oleh setan, sebagaimana ancamannya di hadapan Allah SWT: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka, dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur". (QS. al-A'raf: 16-17). Dari ancaman ini, sebagian orang selamat, dan sebagian lagi tersesat dan terjebak oleh rayuan setan.        

Tetapi Allah SWT Maha Pengasih dan Penyayang, Dia membukakan pintu taubat selebar-lebarnya bagi hamba-Nya yang memohon ampunan-Nya. Dia memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi hamba-Nya yang mau bertaubat dan menyadari kesalahannya. Sampai-sampai Allah memaklumkan bahwa Dia akan sangat senang menerima kedatangan hamba-Nya yang berlumur dosa kemudian ia bersimpuh di hadapan-Nya seraya menyesali perbuatan dosanya dan memohon ampunan-Nya. Bahkan Allah lebih senang dari pada seseorang yang menemukaan barangnya yang hilang di padang pasir.

            Taubat dari perebuatan dosa memerlukan kesabaran yang luar biasa. Apalagi jika perbuatan dosa itu adalah sesuatu yang menyenangkan. Karena memang setan pandai memulas perbuatan dosa dengan kesenangan manusia. Setan sangat mahir memperindah kemaksiatan dengan keinginan nafsu manusia. Hanya orang-orang yang sabarlah yang akan mampu menepis semua kesenangan dan keinginan nafsunya itu kemudian merubahnya menjadi ketaatan kepada Allah SWT.

 

šúïÏ%©!$#ur #sÂŒÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæh|¡àÿRr& (#rãx.sÂŒ ©!$# (#rãxÿøótGó™$$sù öNÎgÎ/qçRä‹Ï9 `tBur ãÏÿøótƒ šUqçR—%!$# žwÎ) ª!$# öNs9ur (#r•ŽÅÇム4Â’n?tã $tB (#qè=yèsù öNèdur šcqßJn=ôètƒ ÇÊÌÎÈ 

Dan orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau Menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun (kepada Allah) atas dosa-dosa mereka, dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran: 135)

 

Rasulullah SAW bersabda:

 

وَمَنْ صَبَرَ عَنِ الْمَعْصِيَّةِ كَتَبَ اللهُ لَهُ تِسْعَمِائَةِ دَرَجَةٍ، مَا بَيْنَ الدَّرَجَتَيْنِ كَمَا بَيْنَ تُخُوْمِ الْـاَرَضِيْنَ اِلـَى مُنْتَهَى الْعَرْشِ مَرَّتَيْنِ.

 

Dan barangsiapa yang bersabar dalam meninggalkan perbuatan dosa dan tercela, maka Allah menetapkan 900 derajat untuknya. Antara satu derajat dengan derajat berikutnya seperti jarak antara dua kali dasar tujuh lapis bumi dengan ujung 'arasy.  

 

Allah SWT berfirman:

 

ö@è% ÏŠ$t7Ïè»tƒ z`ƒÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# öNä3­/u‘ 4 tûïÏ%©#Ï9 (#qãZ|¡ômr& Â’Îû ÍnÉ‹»yd $u‹÷R‘‰9$# ×puZ|¡ym 3 ÞÚö‘r&ur «!$# îpyèÅ™ºur 3 $yJ¯RÎ) Â’®ûuqムtbrçÂŽÉ9»¢Á9$# Nèdtô_r& ÎÂŽötóÎ/ 5>$|¡Ïm ÇÊÉÈ  

 

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas. (QS. Az-Zumar 39:10)

 

Ma'asyiral-muslimin wazumrotal-mukminin rahimakumulloh

            Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga ibadah puasa yang sedang kita laksanakan ini menjadi suatu arena dan ajang untuk melatih kesabaran kita dalam melaksanakan ketaatan, mengendalikan hawa nafsu, sekaligus menjadi penghapus atas dosa-dosa kita.

 

بارك الله لـى ولكم

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

REFLEKSI SABAR (KULTUM ROMADHON HARI KE 12)