KEUTAMAAN DZIKRULLOH
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
اَلْØَمْد٠لÙلّه٠الْوَاØÙد٠الْقَهَّارÙØŒ الْعَزÙيْز٠الْغَÙَّارÙ. Ù…ÙكَوّÙر٠اللَّــيْل٠عَلـَى الــنَّــهَارÙ. تَذْكÙرَةً ÙلاÙولـÙÙ‰ الْقÙÙ„Ùوْب٠وَاْلاَبـْصَارÙ. وَتَبـْصÙرَةً ÙلاÙولــÙÙ‰ اْلاَلْبَاب٠وَاْلاÙعْتÙبَارÙ. اَشْهَد٠اَنْ لاَ اÙلهَ اÙلاَّ الله٠الْبَرّ٠الْكَرÙيْم٠الرَّءÙوْÙ٠الرَّØÙيْمÙ. وَاَشْهَد٠اَنَّ سَيّÙدَنَا Ù…ÙØَمَّدًا عَبْدÙه٠وَرَسÙولÙه٠الْهَادÙىْ اÙÙ„ÙŽÙ‰ صÙرَاط٠مّÙسْتَقÙيمÙ. Ùَصَلَوَات٠الله٠وَسَلاَمÙه٠عَلَـيْه٠وَعَلَى سَائÙر٠اْلاَنْبÙيَاء٠وَالْمÙرْسَلÙـيْنَ. وَآل٠كÙلّ٠وَصَØْب٠كÙلّ٠وَسَائÙر٠الصَّالÙØÙيْنَ. اÙوْصÙيْكÙمْ عÙبَادَ اللهÙ! وَاÙيــَّايَ بÙتَقْوَى الله٠Ùَقَدْ Ùَازَ الْمÙتَّقÙوْنَ. وَلاَ تَمÙوْتÙنَّ اÙلاَّ وَاَنْــتÙمْ Ù…ÙسْلÙÙ…Ùوْنَ. اَعÙوْذ٠بÙالله٠مÙÙ†ÙŽ الشَّيْطَان٠الرَّجÙيْمÙ. بÙسْم٠الله٠الرَّØْمَن٠الرَّØÙيْمÙ. يَا اَيــّÙهَا الَّذÙينَ ءَامَنÙوا اذْكÙرÙوا اللهَ Ø°Ùكْرًا ÙƒÙŽØ«Ùيرًا. وَسَبّÙØÙوه٠بÙكْرَةً وَاَصÙيلاً. {الـاØزاب:41-42}
Ma'asyiral muslimin wazumratal mukminin rahimakumulloh
Semoga Allah SWT yang Maha mengatur semua urusan makhluk-Nya menjadikan kita semua sebagai hamba-hamba-Nya yang senantiasa mendawamkan dzikir kepada-Nya. Solawat dan salam semoga tercurah ke haribaan baginda Rasulullah SAW, kepada keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya yang berpegang teguh kepada kedua pusakanya, yakni Kitabullah – al-Quranulkarim dan Sunnah Rasulullah SAW.
Ma'asyiral muslimin wazumratal mukminin rahimakumulloh
Pada ayat tersebut di atas, Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, dengan zikir yang sebanyak-banyaknya.Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang".
Dzikir secara harfiyah artinya ingat atau mengingat. Maka dzikrullah artinya ingat kepada Allah. Sedangkan dalam pengertian syari'at, dzikrullah adalah satu bentuk ibadah yang merupakan pokok dari berbagai ibadah yang lainnya. Sebab pada hakikatnya semua jenis ibadah itu – seperti shalat, zakat, puasa, haji, tilawah al-Quran, amar ma'ruf nahy munkar – adalah sarana untuk mengingat Allah SWT sebagai Tuhan penguasa seluruh alam semesta. Dan berdasarkan sifat-sifatnya, Dzikrullah itu diklasifikasikan menjadi tiga macam. Pertama dzikrullah dengan hati, yakni hati yang senantiasa ingat kepada Allah dalam segala situasi dan kondisi. Kedua dzikrullah dengan lisan, yakni lisan yang selalu bergerak-gerak melafalkan pujian kepada Allah yang Maha Suci. Dan ketiga dzikrullah dengan amal perbuatan, sebagai bukti konkret atas keterpautan antara lisan dan hati.
Allah SWT berfirman:
ûÓÍ_¯RÎ) $tRr& ª!$# Iw tm»s9Î) HwÎ) O$tRr& Â’ÎTô‰ç6ôã$$sù ÉOÏ%r&ur no4qn=¢Á9$# ü“ÌÂò2Ï%Î! ÇÊÍÈ
Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha 20:14)
Dengan dasar itulah, Rasulullah SAW pernah berwasiat kepada seseorang yang mengeluh kepada beliau, ”Wahai Rasulullah, syari'at Islam ini telah banyak memberratkan kami, maka tunjukkanlah satu pintu yang dengan satu pintu tersebut kami bisa mendapatkan semuanya". Rasulullah SAW menjawab, "Yaitu apabila lisanmu selalu basah dengan berdzikir kepada Allah". (HR. Ahmad)
Para sahabat Rasulullah benar-benar menyadari wasiat tersebut dan memahami maknanya yang tinggi ini, sehingga ketika Abu Darda ditanya, bahwa ada seseorang telah memerdekakan seratus orang budak, maka beliau menjawab, "Sesungguhnya pembebasan seratus orang budak itu hanya bisa dilakukan dengan harta seseorang yang banyak. Yang lebih baik dari pada itu adalah iman yang dipertahankan pada waktu siang dan malam, dan lisan salah seorang di antara kalian yang tetap basah karena berdzikir kepada Allah 'Azza wa Jalla".
Abu Darda juga berkata, "Orang-orang yang bibirnya selalu basah karena dzikir kepada Allah, maka Dia akan memasukkan salah seorang di antara mereka ke dalam surga dalam keadaan ceria".
Demikian halnya dengan Ibnul-Qayyim al-Jauziyah rahimahullah menjelaskan: "Kontinuitas dzikir dalam segala hal baik dengan hati, lisan, dan amal perbuatan adalah sumber segala sebab kecintaan kepada Allah 'Azza wa-Jalla. Lisan adalah alat bagi orang yang berdzikir, sedangkan hati adalah pusatnya, sementara amal-amal perbuatan adalah symbol-simbol yang menunjukkan adanya keserasian antara hati sang pendzikir dengan lisannya. Dzikir kepada Allah adalah ibadat hati dan lisan, sekaligus merupakan tempat penghambaan seluruh anggota badan".
Kemudian Allah memerintahkan:
þÂ’ÎTrãÂä.øÂŒ$$sù öNä.öÂä.øÂŒr& (#rãÂà6ô©$#ur Â’Í< Ÿwur ÈbrãÂàÿõ3s? ÇÊÎËÈ
Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku dengan lisan, hati, fikiran, dan anggota badan. Lidah mensucikan dan memuji-Ku, fikiran dan hati melalui perhatian terhadap tanda-tanda kebesaran-Ku, dan anggota badan dengan menjalankan segala perintah-perintah-Ku. Jika itu kamu lakukan, niscaya Aku ingat (pula) kepada kamu, sehingga Aku akan selalu bersama kamu saat suka dan dukamu, dan bersyukurlah kepada-Ku dengan hati, lisan, dan perbuatanmu pula, niscaya Kutambah nikmat-nikmat-Ku untukmu, dan janganlah kamu mengingkari nikma-Ku agar siksa-Ku yang pedih itu tidak menimpamu. (QS. Al-Baqarah 2:152)
Ma'asyiral muslimin wazumratal mukminin rahimakumulloh
Bagi hamba-hamba-Nya yang senantiasa berdzikir, Allah SWT menyediakan berbagai anugerah sebagaimana disebutkan di dalam al-Quran, di antaranya:
Pertama, Allah menyediakan ampunan atas segala dosa dan kesalahannya serta melimpahkan pahala yang besar atas segala kesalehannya, sebagaimana firman-Nya:
šúïÌÂÅ2º©%!$#ur ©!$# #ZÂŽÂÏVx. ÏNºtÂÅ2º©%!$#ur £Â‰tãr& ª!$# Mçlm; ZotÂÏÿøó¨B #·Âô_r&ur $VJ‹Ïàtã ÇÌÎÈ
"Dan laki-laki serta perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besa". (QS. Al-Ahzab 33:35)
Kedua, orang-orang yang berdzikir senantiasa akan diberi ketenangan hati dalam menghadapi setiap persoalan hidupnya. Allah SWT berfirman:
tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä Â’ûÈõuKôÜs?ur Oßgç/qè=è% ÌÂø.É‹Î/ «!$# 3 Ÿwr& ÌÂò2É‹Î/ «!$# Â’ûÈõyJôÜs? Ü>qè=à)ø9$# ÇËÑÈ
Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra'du 13:28)
Ketiga, orang-orang yang senantiasa berdzikir dikategorikan sebagai ulul albab, yakni orang-orang yang memiliki akal yang murni dan memfungsikan akalnya itu sebagaimana mestinya sehingga mendapat pujian dari Allah SWT.
žcÎ) Â’Îû È,ù=yz ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur É#»n=ÏF÷z$#ur È@øŠ©9$# Í‘$pk¨]9$#ur ;M»tƒUy Â’Í<'rT[{ É=»t6ø9F{$# ÇÊÒÉÈ
Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran 3:190)
tûïÏ%©!$# tbrãÂä.õ‹tƒ ©!$# $VJ»uŠÏ% #YŠqãèè%ur 4Â’n?tãur öNÎgÎ/qãZã_ tbrã¤6xÿtGtƒur Â’Îû È,ù=yz ÏNºuq»uK¡¡9$# ÇÚö‘F{$#ur $uZ/u‘ $tB |Mø)n=yz #x‹»yd WxÏÜ»t/ y7oY»ysö6ß™ $oYÉ)sù z>#x‹tã Í‘$¨Z9$# ÇÊÒÊÈ
Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka". (QS Ali Imran 3:191)
Keempat, dzikir kepada Allah merupakan perisai dari godaan syetan yang selalu mencari kesempatan untuk menggelincirkan manusia dari kebenaran. Allah SWT berfirman:
žcÎ) šúïÏ%©!$# (#öqs)¨?$# #sÂŒÎ) öNåk¡¦tB ×#Í´¯»sÛ z`ÏiB Ç`»sÜø‹¤±9$# (#rãž2x‹s? #sÂŒÎ*sù Nèd tbrçÂŽÅÇö7•B ÇËÉÊÈ
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah, Maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. (QS. Al-A'raf 7:201)
Kelima, orang-orang yang senantiasa membasahi bibirnya dengan dzikir, memantapkan hatinya dengan dzikir, serta mengiringi setiap aktivitasnya dengan dzikir akan mendapatkan kebahagiaan dari Allah SWT, sebagaimana firman-Nya:
#sÂŒÎ*sù ÏMuŠÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãÂϱtFR$$sù Â’Îû ÇÚö‘F{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãÂä.øÂŒ$#ur ©!$# #ZÂŽÂÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (QS. Al-Jumu'ah 62:10)
Ma'asyiral muslimin wazumratal mukminin rahimakumulloh
Di akhir pembahasan tentang dzikir ini, saya akan mengetengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di dalam kitab shahihnya, bawa Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah Tabaraka wa-Ta'ala mempunyai banyak malaikat yang berjalan berkeliling, mengikuti majlis-majlis dzikir. Bila mereka menemukan majlis yang di dalamnya terdapat aktivitas dzikrullah, mereka duduk bersamanya, dan antara sebagian mereka dengan sebagian yang lain saling mengepakkan sayap-sayapnya, sehingga mereka memenuhi apa yang ada di antara mereka dan antara langit dunia. Bila mereka berpisah, mereka naik ke langit. Kemudian mereka ditanya oleh Allah – padahal Dia Maha Tahu tentang kegiatan mereka – "Dari mana saja kalian?' mereka menjawab: "Kami tiba dari hamba-hamba-Mu penduduk bumi, mereka bertasbih, bertakbir, bertahlil, bertahmid, dan berdo'a kepada-Mu". Allah bertanya: "Apa yang mereka minta kepada-Ku". Mereka menjawab: "Mereka meminta surga-Mu". Allah bertanya: "Apakah mereka telah melihat surga-Ku?". Mereka menjawab: "Tidak, sama sekali tidak". Allah bertanya: "Bagaimana seandainya mereka melihat surga-Ku?'. Mereka menjawab: "Mereka tentu akan meminta perlindungan kepada-Mu". Allah bertanya: "Mereka meminta perlindungan kepada-Ku dari apa?". Mereka menjawab: "Mereka meminta perlindungan dari neraka-Mu ya Tuhanku". Allah bertanya: "Apakah mereka pernah melihat neraka-Ku?". Mereka menjawab: "Tidak, sama sekali tidak". Allah bertanya: "Lalu bagaimana kalau mereka bisa melihat neraka-Ku?". Mereka menjawab: "Mereka tentu akan memohon ampunan kepada-Mu". Allah berfirman:
قَدْ غَÙَرْت٠لَهÙمْ، ÙَاَعْطَيْتÙÙ‡Ùمْ مَا سَأَلــÙوْا، وَاَجَرْتÙÙ‡Ùمْ Ù…Ùمَّا اسْتَجَارÙوْا
"Aku benar-benar menganmpuni dosa mereka, kemudian Aku berikan kepada mereka apa saja yang mereka minta, dan Aku akan memberi pahala kepada mereka sebagaimana yang layak bagi mereka".
Para malaikat itu kemudian berkata: "Ya Tuhanku, di dalam majlis mereka ada seseorang yang banyak melakukan kesalahan, yang secara kebetulan lewat lalu ikut dalam majlis mereka". Allah berfirman:
وَلَه٠غَÙَرْتÙØŒ Ù‡Ùم٠الْقَوْم٠لاَ يَشْقَى بÙÙ‡Ùمْ جَلÙيسَهÙمْ
"Dia berhak Aku ampuni, mereka adalah kaum yang tidak akan sengsara – seorang diri – di antara teman-teman satu majlis dengan mereka".
Ma'asyiral muslimin wazumratal mukminin rahimakumulloh
Masih banyak lagi keutamaan dzikrullah yang tercantum di dalam al-Quran maupun al-Hadits, mudah-mudahan dengan lima point ini saja – sebagaimana dikemukakan di atas, menjadi pemicu dan pemacu semangat kepada kita untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Allah dengan memperbanyak serta mendawamkan dzikrullah.
بارك الله لـى ولكم
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh